Sebuah judul yang bukan spontan terpaparkan, karena sejak dulu memang begitu. Dini hari ini tidak ada yang lebih membuat penulis semangat selain bercerita tentang idolanya yang kini tengah studi di salah satu Sekolah Tinggi tersohor di Amerika serikat... Pak Rizal Muslimin.
Hobi berkompetisi, sekiranya kami mengenal beliau begitu.. mungkin hal tersebut yang membuatnya menjadi salah satu kompetitor tersulit di negeri ini tak heran para pesaingnya memanggilnya macan sayembara. Yah sewajarnya ketika melakukan sesuatu dengan senang hati maka hasilnya cenderung optimal, begitu lah kira2 kalo kata Pak Ridwan Kamil (partner/pimpinan Pak Rizal dalam tim semasa di Urbane)
Arsitek lulusan cumlaud perancangan S2 ITB ini menjadi salah satu inspirasi terkuat dalam berkompetisi pada masanya. "..jadikan budaya sebagai data dan otak sebagai prosessor" pesan singkat yang kerap memberi motivasi pada beberapa mahasiswanya, sebut saja salah satunya penulis ini. Mungkin terdengar agak robotik, tapi itulah esensi peran otak yang sesungguhnya dalam kaitannya akan sebuah karya, dan diharapkan akan membawa kita bereksplorasi untuk solusi bahkan inovasi.
Pak Rizal Muslimin terkenal dengan ciri khas bangunannya yang kerap muncul dengan bentukan2 aplikasi material yang tidak biasa. Ketekunan Beliau akan eksplorasi material, membawanya pada juara 1 international Brickstainable Competition yang didapat pada masa studi Doktor-nya di kampus MIT-Amerika Serikat 2009. Kemudian kemenangan itu dilanjutkan dengan diraihnya Honorable-Mention pada Brickstainable Competition putaran kedua 2010 silam.
Berikut sekiranya beberapa karya beliau yang tentunya menginspirasi.. hingga KINI --v
Hobi berkompetisi, sekiranya kami mengenal beliau begitu.. mungkin hal tersebut yang membuatnya menjadi salah satu kompetitor tersulit di negeri ini tak heran para pesaingnya memanggilnya macan sayembara. Yah sewajarnya ketika melakukan sesuatu dengan senang hati maka hasilnya cenderung optimal, begitu lah kira2 kalo kata Pak Ridwan Kamil (partner/pimpinan Pak Rizal dalam tim semasa di Urbane)
Arsitek lulusan cumlaud perancangan S2 ITB ini menjadi salah satu inspirasi terkuat dalam berkompetisi pada masanya. "..jadikan budaya sebagai data dan otak sebagai prosessor" pesan singkat yang kerap memberi motivasi pada beberapa mahasiswanya, sebut saja salah satunya penulis ini. Mungkin terdengar agak robotik, tapi itulah esensi peran otak yang sesungguhnya dalam kaitannya akan sebuah karya, dan diharapkan akan membawa kita bereksplorasi untuk solusi bahkan inovasi.
Pak Rizal Muslimin terkenal dengan ciri khas bangunannya yang kerap muncul dengan bentukan2 aplikasi material yang tidak biasa. Ketekunan Beliau akan eksplorasi material, membawanya pada juara 1 international Brickstainable Competition yang didapat pada masa studi Doktor-nya di kampus MIT-Amerika Serikat 2009. Kemudian kemenangan itu dilanjutkan dengan diraihnya Honorable-Mention pada Brickstainable Competition putaran kedua 2010 silam.
Berikut sekiranya beberapa karya beliau yang tentunya menginspirasi.. hingga KINI --v
ass bg rizal, boleh tanya? visi dan misi pembangunan masijid raya apa ya? terimaksih , wasalam,,,,,,,,,,muhammad fauzan
ReplyDeleteSejujurnya. Karya pak rizal masjid di sumbar. Idealnya dijadikan momentum, kebangkitan arsitektur indonesia,xobalah keliling indonesia, adakah bangunan masjid, tanpa meninggalkan khas. Keindonesiaan....
ReplyDeleteIni bukti bahwa org indonesia mampu berkiprah secara inyernational....
Maaf nanya ini agak prifat: pak Rizal kelahiran tahun berapa dan dari daerah mana?
ReplyDeleteRizal muslimin asli makassar
ReplyDelete