Location : Bogor
Architect : Muhammad Fajri
Category : Final Proposal
Didasari oleh sebuah mindset "yang penting ada tempat".. pemilik/calon pemilik sebuah kos2an atau kawasan kontrakan kecil cenderung kurang bersahabat dengan apa yg disebut kenyamanan calon pengguna. Mengapa? ya seperti pada mindset yg telah disebutkan sebelumnya mereka menganggap space/ruang-lah (dalam hal ini dimaksimalkan tanpa toleransi) yang dicari oleh kebanyakan orang tentunya hal itu merupakan garis banding lurus akan nilai nominalnya.
Architect : Muhammad Fajri
Category : Final Proposal
Didasari oleh sebuah mindset "yang penting ada tempat".. pemilik/calon pemilik sebuah kos2an atau kawasan kontrakan kecil cenderung kurang bersahabat dengan apa yg disebut kenyamanan calon pengguna. Mengapa? ya seperti pada mindset yg telah disebutkan sebelumnya mereka menganggap space/ruang-lah (dalam hal ini dimaksimalkan tanpa toleransi) yang dicari oleh kebanyakan orang tentunya hal itu merupakan garis banding lurus akan nilai nominalnya.
Sebagai perancang, porsi yg dilakukan tidak untuk merubah mindset tersebut yg memang sudah mengakar terutama di daerah2 sub-urban yang cukup padat dan mahal, tapi yang coba dilakukan adalah menyisipkan perihal kepedulian kualitas kenyamanan yang tentu berbanding pada minat calon penyewa. Tidak mahal, bahkan murah dan cenderung menjadi low-E building..
Bogor, dengan segala keunikan termalnya yang senantiasa disebut kota hujan.. bisa menjadi sebuah potensi yang sekaligus kendala yang tersembunyi. Dikatakan tersembunyi karena tak banyak yang cukup merasakan apa itu over-humidity atau kelembaban berlebih yang cenderung cukup sering terjadi di area sub-near-rural .. thermal mixture yang cukup bersahabat secara gamblang namun tak terlihat kendalanya.
Tanpa mengurangi keinginan optimal berbisnis sang pemilik kontrakan, kebutuhan ruang tetap diakomodir sesuai permintaan pemilik yaitu membentuk 5 unit kontrakan dan area parkir. Namun adanya problem finansial akhirnya memungkin pemilik untuk melakukan pembangunan bertahap. Tak dimulai dari belakang kavling tanah, perancang menyarankan agar pembangunan justru dimulai dari depan agar senantiasa calon penyewa tak terbentuk sugesti terpojok jauh dari jalan dan ada nilai tambah yaitu lahan sisa bisa menjadi sebuah taman pribadi yang tentunya akan semakin mengecil, smakin menjadi bersama dan akhirnya menghilang ketika pembangunan sisa unit terus berjalan, tapi itulah memori yang dinamis.. :)
Flat, sebutan yang biasa diumpamakan sebagai mini group hospitalities/tempat tinggal.. walau tak se-harfiah itu perancang mencoba mengkategorikan kontrakan ini sebagai flat, karena adanya komunikasi mikro yg akan terbentuk secara eksklusif, yaitu mereka akan merasa berada pada satu tempat bertetangga yg saling mengisi.
The un-Flattened Flat, mencoba membentuk masa tak sejajar dari segi layout maupun skyline.. tentu masalah overhumidity itulah yg menjadi stimulus utamanya sehingga optimalisasi pergerakan angin dari luar menuju dalam bangunan dapat terjadi. Secara layout, patahan bidang akan membentuk benturan angin yang senantiasa memperbanyak belokan angin (wind turbulence) sehingga pada koridor angin tak hanya lewat tapi juga mampir pada setiap unit.. Untuk atap, selain sebagai pembebasan angin per unit dan optimalisasi cahaya, hal ini juga berkaitan dengan pembangunan bertahan yg direncanakan pemilik sehingga perancang menyarankan untuk konstruksi atap yg sebisa mungkin berdiri sendiri sehingga arah pelana tidak diarahkan sejajar pergerakan pembangunan.
Optimalisasi ruang, Lowcost, Low-E, kualitas sosial dan KENYAMANAN TERMAL.. hal2 yang coba dipedulikan oleh perancang akan terbentuknya The un-Flattened Flat, regards :')
Tanpa mengurangi keinginan optimal berbisnis sang pemilik kontrakan, kebutuhan ruang tetap diakomodir sesuai permintaan pemilik yaitu membentuk 5 unit kontrakan dan area parkir. Namun adanya problem finansial akhirnya memungkin pemilik untuk melakukan pembangunan bertahap. Tak dimulai dari belakang kavling tanah, perancang menyarankan agar pembangunan justru dimulai dari depan agar senantiasa calon penyewa tak terbentuk sugesti terpojok jauh dari jalan dan ada nilai tambah yaitu lahan sisa bisa menjadi sebuah taman pribadi yang tentunya akan semakin mengecil, smakin menjadi bersama dan akhirnya menghilang ketika pembangunan sisa unit terus berjalan, tapi itulah memori yang dinamis.. :)
Flat, sebutan yang biasa diumpamakan sebagai mini group hospitalities/tempat tinggal.. walau tak se-harfiah itu perancang mencoba mengkategorikan kontrakan ini sebagai flat, karena adanya komunikasi mikro yg akan terbentuk secara eksklusif, yaitu mereka akan merasa berada pada satu tempat bertetangga yg saling mengisi.
The un-Flattened Flat, mencoba membentuk masa tak sejajar dari segi layout maupun skyline.. tentu masalah overhumidity itulah yg menjadi stimulus utamanya sehingga optimalisasi pergerakan angin dari luar menuju dalam bangunan dapat terjadi. Secara layout, patahan bidang akan membentuk benturan angin yang senantiasa memperbanyak belokan angin (wind turbulence) sehingga pada koridor angin tak hanya lewat tapi juga mampir pada setiap unit.. Untuk atap, selain sebagai pembebasan angin per unit dan optimalisasi cahaya, hal ini juga berkaitan dengan pembangunan bertahan yg direncanakan pemilik sehingga perancang menyarankan untuk konstruksi atap yg sebisa mungkin berdiri sendiri sehingga arah pelana tidak diarahkan sejajar pergerakan pembangunan.
Optimalisasi ruang, Lowcost, Low-E, kualitas sosial dan KENYAMANAN TERMAL.. hal2 yang coba dipedulikan oleh perancang akan terbentuknya The un-Flattened Flat, regards :')
nb: click image to enlarge
"Advises are totally allowed"
artikel yang luar biasa, pilihan katanya sangat baik, terlebih lagi desain yang sangat mengagumkan. luar biasa *standing applause*
ReplyDeleteoalahh... makasih sir!! *duduk manis sambil senyum*
ReplyDeletemantaapp..
ReplyDeletejadi pengen ngontrak.. :p
@ Anonymous: ayoo ngontrakk ajaa.. biar cepet ramenya.. tapiiii, harus jadi perawat dulu yaa.. hehehe ;p
ReplyDeleteBaguss Jri...., funsional nya lebih ke model kontrakan ya...
ReplyDelete@Ria: betul mba, emang dimaksudkan sebagai kontrakan bukan untuk dimiliki, supaya tata harmoninya tetap bisa bertahan layaknya di belanda2 gitu.. hehee :) makasih udah mampir.. ^^
ReplyDeletesebulan berapa ji? dapet ap aj?? yang jaga kontrakannya bukan nenek2 kan??
ReplyDeletetrus kapan nih kita cari gitar?
Agaknya sih sama ower dipatok 800 ribuan, masbro.. fasilitas ya seperti pada layout ada kamar, ruang keluarga, kamar mandi dan dapur... smua dibuat kompak dan mutualisme :)
ReplyDeletekarena owner ingin optimalisasi ruang, yang tentu saja tidak melupakan unsur kenyamanan termalnya.. :D