3/9/11

Menara Gajah dan Menara Buaya yg bermain kotak


Seringkali arsitek menganalogikan sebuah bangunan yang berdasar pada ranah natural (flora dan fauna) dengan tipologi yang post-konvensional. Namun sepertinya kedua arsitek ini memiliki pandangan lain, yaitu Sumet Jumsai Na Ayudhaya di Thailand dan tim arsitek dari Maxwan Office di Belanda.

Mr. Sumet adalah salah satu arsitek senior di Thailand ini yang sedikit banyak hobi dengan sebuah analogi dalam metode perancangannya. Seperti halnya Elephant Tower ini, dengan metoda geometris dan struktural konvensional berhasil menyampaikan idenya sebagai Gajah Raksasa di tengah kota. Mungkin hal itu bisa diwajarkan karena progress bangunan di mulai pada tahun 1993 yang sejatinya tower-tower konvensional berbasis beton sedang menjadi trend pada masa tersebut.

Berbeda periode dengan Mr. Sumet, tim arsitek dari Maxwan yang juga menggunakan analogi natural yaitu buaya, juga tetap menggunakan metode geometris sederhana yang juga struktur yang cukup konvensional. Kepala kotak, badan kotak, kaki kotak, dan ekor kotak walaupun direncanakan tahun 2010.. yang kemudian disebut Albino Alligator Tower. Mungkin yang di ada di benak mereka saat itu adalah ketika bisa mudah disampaikan untuk apa dibuat rumit. Hehehee...

Kalau mau baca preview lengkap kedua arsitek dan karya2nya.. Silakan klik tulisan2 diatas yang bercetak biru.

-Selamat Berkarya-

3 comments:

  1. wow, bercetak tebal dan berwarna orange

    ReplyDelete
  2. heheee.. biar ga kelewat itu linknya, pak le.. eh maksudnya bung AnggaRifandi..

    anyway itu ternyata salah juga, harusnya bercetak miring dan berwarna jingga.. :D

    ReplyDelete

Start a discussion by entering your comment.. choose Anonymous if you don't have any acoounts.